Aku benci setiap kali harus pulang setelah perjalanan panjang yang kita lalui bersama Aku benci sore Aku benci waktu yang berlalu begitu cepat ketika kita sedang bersama Bby, ingin ku sederhana. Harapku tak muluk muluk. Aku telah ingin pulang bersamamu Hidup di satu ruang yang sama Mencintaimu dengan utuh Tanpa jeda Spasi Atau pun jarak. Ku harap sang pencipta rasa yang ada di dada kita sekarang. Akan mendengarnya. Lalu menyegerakan kita untuk segera bersama. Dengan halal. Sayangmu ini, selalu menyayangimu bby. 💋
Kisah kita mungkin terbilang singkat, namun penuh timbunan kenangan. Bisakah aku melupakanmu dan membuka pintu lagi? Untuk hati baru yang kan berusaha masuk. *** "Kamu emang anak fakultas sini?" Meletakan gelas kopi dan tas diatas meja. Lalu membongkar isi tasmu seperti ada sesuatu yang sedang dicari. "Iya. Kamu?" "Enggak. Arsitek" Jawabmu sambil membuka laptop. "Ooo..." Jawabku singkat seolah tak ingin memperpanjang percakapan. "Aku punya temen disini. Dia jurusan Jepang" "Haa?" "Kenapa? Oiya, kamu jurusan apa?" Mimik wajahmu masih terlihat sama seperti tadi. Tidak berubah. Tidak menggambarkan wajah seseorang yang terlihat heran. "Temen kamu angkatan tahun berapa?" Aku memotong perkataanmu tanpa menjawab tanyamu. "Aku lupa. 12 atau 11 gitu, mungkin. Kamu?" Kini perhatianmu penuh pada benda kotak yang ada di depanmu. "Aku jurusan Jepang. Angkatan 14. Tapi Jurusan Jepan